TUGAS KELOMPOK
11B
BAHASA
RAKITAN dan C++
Nama Kelompok 2 :
1.
Endri
Susilo (11111100119)
2.
Dony Prihantoro (11111100151)
3.
Satriyo Rohmawanto (11111100043)
4.
Heru Sulistio (11111100116)
UNIVERSITAS PGRI
YOGYAKARTA
2012/2013
Bahasa Rakitan C++
Memprogram
emulator adalah hal yang amat sulit, dimulai dari mengumpulkan informasi
tentang sistem yang hendak di-emulate dan mengakali komputer agar mampu meniru
hardware dan instruksi-instruksi yang dijalankan oleh sistem tersebut. Salah
satu contohnya adalah menulis program untuk mengemulasi cara kerja processor
kuno seperti Apple II
atau Intel
8086. Emulator processor 8086 digunakan untuk meniru bagaimana kerja riil dari
suatu prosessor, dimana software ini memudahkan pengaturan langkah-langkah dari
setiap proses tersebut baik dari segi aritmatik maupun control
unit.
1.
PENDAHULUAN
1.1
Microprosessor
Setiap
komputer didalamnya pasti terdapat mikroprosesor.Mikroprosesor, dikenal juga
dengan sebutan Central Processing Unit (CPU) artinya unit pengolahan pusat.CPU
adalah pusat dari proses perhitungan dan pengolahan data yang terbuat dari
sebuah lempengan yang disebut "chip". Chip sering disebut juga dengan
"Integrated Circuit (IC)", bentuknya kecil, terbuat dari lempengan
silikon dan bisa terdiri dari 10 juta transistor.
1.2
Bahasa
rakitan (assembly)
Bahasa
rakitan (assembly) termasuk dalam bahasa tingkat rendah dan merupakan bahasa
dasar komputer, ini berhubungan langsung dengan bahasa mesin dimana bahasa
mesin adalah kumpulan kode biner yang merupakan instruksi yang bisa dijalankan
oleh komputer.Bahasa rakitan dapat digunakan untuk membuat program yang ditanam
dalam suatu sistem perangkat keras, baik program untuk mengontrol, menjalankan,
ataupun program mematikan sistem perangkat tersebut dengan menggunakan kode
menemonic sebagai pengganti kode biner.
2.
PengenalanBahasa
Rakitan
2.1
Arsitektur
Dasar
Bahasa assembly adalah bahasa level rendah dari bahasapemrograman,
dibawah ini merupakan beberapa kode menemonic general purpose yang digunakan
pada Emmu 8086.
AX
- the accumulator register (dibagi menjadi AH / AL).
BX
- the base address register (dibagi menjadi BH / BL).
CX
- the count register (dibagi menjadi CH / CL).
DX
- the data register (dibagi menjadi DH / DL).
SI
- source index register.
DI
- destination index register.
BP
- base pointer.
SP
- stack pointer.
Ø Tujuan
utama dari register adalah untuk menyimpan angka (variable).
Sedangkan untuk Segment Register-nya menngunakan
kode dibawah ini :
ü CS – menunjuk pada segmen yang berisi
program
sekarang (current program).
ü DS – biasanya menunjuk pada segmen dimana
variable
didefinisikan.
ü ES – register segmen extra, tergantung
programmer
mendefinisikan penggunaanya.
ü SS – menunjuk pada segmen yang berisi
stack.
2.2
Model Sedearhana
Komputer
System Bus
(warna kuning) merupakan jalur penghubung dengan berbagai macam komponen
komputer
RAM merupakan tempat dimana program di
loading untuk di eksekusi.
2.2.1
Penerapan
Arsitektur Bahasa Rakitan Ke dalam Komponen CPU
general purpose
register (AX, BX, CX, DX) dibuat dari dua 8 bit register yang terpisah , contoh jika AX=
011000000111001b, maka AH=00110000b dan AL=00111001b.
Demikian juga, jika kita memodifikasi setiap 8 bit register, maka 16 bit
register akan di update, begitu juga sebaliknya.Dimana "H" berarti
bagian high dan "L" berarti bagian low. Karena register berada dalam
CPU, mereka lebih cepat dibandingkan dengan memory.
Special Purpose Register :
IP - the
instruction pointer.selalu bekerja bersama dengan segmen register CS dan
menunjuk pada instruksi yang sedang dieksekusi.
flags
register – menentukan keadaan sekarang (current state) dari microprocessor
dan dimodifikasi
secara otomatis oleh CPU setelah operasi matematika, hal ini dapat menentukan
tipe yang dihasilkan, dan untuk menentukan kondisi uitnuk mentransfer control
ke bagian program.
.
2.2.2
Array
Array dapat dilihat sebagai suatu
rantai variable . Text string merupakan contoh dari array byte, tiap karakter
diwakili sebuah nilai kode ASCII (0..255). contohnya :
a || DB 48h, 65h, 6Ch, 6Ch, 6Fh, 00h
b || DB 'Hello', 0
b
adalah benar-benar suatu kopi dari larik a, Ketika compiler melihat di dalam
tanda petik, secara otomatis akan mengkonversinya ke dalam byte . Bagan dibawah
ini menunjukan bagian memori dimana larik dideklarasikan :
2.2.3
IEEE
802.11a OFDM
Standar
ini menjelaskan tentang metode orthogonal frequency division multiplexing
(OFDM) untuk kecepatan laju data 18 Mbps dan 54 Mbps. Untuk menggunakan standar
802.11a, perangkat-perangkat computer (devices) memerlukan dukungan kecepatan
komunikasi 6 Mbps, 12 Mbps dan 24 Mbps. Standar 802.11a juga mengoperasikan
channel empat kali lebih banyak dari yang dapat dilakukan oleh standar 802.11
dan 802.11b. Walaupun standar 802.11a memiliki kesamaan dengan standar 802.11b
pada lapisan Media Access Control (MAC), ternyata tetap tidak kompatibel dengan
standar 802.11 atau 802.11b karena pada standar 802.11a menggunakan frekuensi 5
Ghz sementara pada standar 802.11b menggunakan frekuensi 2,4 GHz. Walaupun
standar 802.11a tidak kompatibel dengan standar 802.11b, beberapa perusahaan
pembuat perangkat Access Point berusaha menyiasati ini dengan membuat semacam
jembatan yang dapat menghubungkan antara standar 802.11a dan 802.11b pada
perangkat access point buatan mereka. Standar 802.11a merupakan pilihan yang
mahal ketika diimplementasikan.Hal ini disebabkan karena standar ini memerlukan
lebih banyak access point untuk mencapai kecepatan komunikasi yang
tertinggi.Penyebabnya adalah karena pada kenyataannya bahwa gelombang frekuensi
5 GHz memiliki kelemahan pada jangkauan.
2.2.4
Procedur
Procedure merupakan bagian dari kode
yang dapat dipanggil dari program dalam rangka tugas tertentu.Prosedur membuat
program lebih terstruktur dan mudah dimengerti. Umumnya prosedur mengembalikan
titik dimana dia dipanggil, sintaknya :
2.2.5
IEEE
802.11g OFDM
Ini
merupakan spesifikasi yang baru menggunakan OFDM untuk generasi sinya pada
lebar pita 2.40 - 2.48 GHz dengan kecepatan laju data 54 Mbps. Kecepatan laju
data yang tinggi akan diterima menggunakan teknik modulasi yang kompleks.
Standar IEEE 802.11g inilah yang akan menjadi pokok bahasan pada paper ini.
2.2.6
Pengalamatan
dalam IEEE 802.11
Mekanisme
pengalamatan IEEE 802.11 sangat kompleks seperti yang dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 2.1Addresses
in IEEE 802.11
To
DS
|
From
DS
|
Address
1
|
Address
2
|
Address
3
|
Address
4
|
0
|
0
|
Destination Station
|
Source Station
|
BSS ID
|
N/A
|
0
|
1
|
Destination Station
|
Sending AP
|
Source Station
|
N/A
|
1
|
0
|
Receiving AP
|
Source Station
|
Destination Station
|
N/A
|
1
|
1
|
Receiving AP
|
Sending AP
|
Destination Station
|
Source Station
|
Tabel pengalamatan
IEEE 802.11
3.
IEEE
802.11g
Standar 802.11g
pada dasarnya hampir sama dengan standar 802.11a yaitu
menyediakan jalur komunikasi kecepatan tinggi sampai dengan 54 Mbps. Namun,
frekuensi yang digunakan pada standar ini sama dengan frekuensi frekuensi yang
digunakan pada standar 802.11b yaitu gelombang frekuensi 2,4 GHz dan juga
kompatibel dengan standar 802.11b. Seperti standar 802.11a, perangkat-perangkat
pada standar 802.11g menggunakan modulasi OFDM untuk memperoleh kecepatan
transfer data berkecepatan tinggi. Tidak seperti perangkat-perangkat pada
standar 802.11a, perangkat-perangkat pada standar 802.11g dapat secara otomatis
berganti ke quadrature phase shift kepada standar 802.11g dapat secara otomatis
berganti ke quadrature phase shift keying untuk berkomunikasi dengan
perangkat-perangkat pada jaringan wireless yang menggunakan standar 802.11b.
Dibandingkan dengan 802.11a, ternyata 802.11g memiliki kelebihan dalam hal
kompatibilitas dengan jaringan standar 802.11b. Namun masalah yang mungkin
muncul ketika perangkat-perangkat standar 802.11g yang mencoba berpindah ke
jarinan 802.11b atau bahkan sebaliknya adalah masalah interferensi yang
diakibatkan oleh penggunaan frekuensi 2,4 GHz. Karena frekuensi 2,4 GHz
merupakan frekuensi yang paling banyak digunakan oleh perangkat-perangkat
berbasis wireless lainnya.
3.1
Kecepatan
Laju Data 802.11g
Standar
teknologi 802.11 semuanya mendukung kecepatan laju data untuk memungkinkan
pengguna berkomunikasi dengan kecepatan yang tinggi.Seleksi kecepatan laju data
adalah pertukaran saat menghasilkan laju data yang tinggi ketika mencoba meminimalkan
sejumlah eror dalam berkomunikasi. Pengguna 802.11g dapat memilih rentang yang
luas antara laju data OFDM yaitu pada 54, 48, 36, 24, 18, 12, 9 dan 6 Mbps dan
laju complementary code keying (CKK)
pada 11, 5.5, 2 dan 1 Mbps.
3.2
Rentang
Data
Sebagai
jarak dari perkembangan access point, 802.11 menyediakan fungsi pengurangan
kecepatan laju data untuk memperbaiki koneksinya.Standar 802.11g mempunyai
karakteristik propagasi seperti yang ada pada standar 802.11b, karena mempunyai
pita frekuensi yang sama yaitu 2,4 GHz. Karena 802.11b dan 802.11g mempunyai
karakteristik propagasi yang sama, maka dalam implementasinya menyediakan
rentang yang maksimal pada kecepatan laju data yang sama.
Secara
tipikal, jaringan yang menggunakan 802.11g 2,4 GHz mempunyai cakupan luas yang
sama dengan jaringan 802.11b 2,4 GHz. Standar 802.11b menggunakan modulasi CCK,
tetapi 802.11g menggunakan modulasi CCK dan modulasi OFDM untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik pada jarak yang digunakan. Standar 802.11a juga
menggunakan modulasi OFDM, tetapi banyak sinyal yang hilang ketika melewati
obyek karena standar ini menggunakan frekuensi yang lebih tinggi.
3.3
Kompatibilitas
802.11g
Karena
802.11g menggunakan sinyal radio yang sama seperti pada 802.11b pada laju data
terendah 802.11g, ini merupakan kebalikan dari 802.11b. Kemampuan jaringan ini
dapat melanjutkan untuk mendukung perangkat 802.11b ketika melakukan proses
migrasi menjadi standar dengan kualitas tinggi.
3.3.1
Jaringan
dengan 802.11g saja
Ketika
access point dan semua pengguna adalah 802.11g, komunikasi terjadi pada
kemampuan tgertinggi dari TCP.Access point 802.11g mendeteksi semua yang
menggunakan 802.11g dan memerintahkan jaringan untuk tidak menggunakan metode
proteksi atau pengamanan.Tanpa menggunakan mekanisme proteksi, dimunkinkan
mendapatkan hasil 24 Mbps atau lebih.
3.3.2
Jaringan
AP 802.11g, Client Campuran
Jika
terdapat jaringan dengan access point menggunakan standar 802.11g dan
client-clientnya menggunakan standar campuran, ada yang 802.11g dan 802.11b,
maka AP secara otomatis akan mengetahui adanya perbedaan standar tersebut. AP
802.11g akan memerintahkan client 802.11b untuk menggunakan mekanisme proteksi.
3.3.3
Jaringan
dengan AP 802.11b, Client 802.11g
Ketika
suatu jaringan dengan AP 802.11b dan client 802.11g, maka secara otomatis
client 802.11g ini langsung dapat berhubungan dan berkomunikasi dengan Ap
802.11b. Komunikasi antara AP dan client 802.11g menggunakan modulasi CCK dan
menerima kecepatan 802.11b.Client 802.11g selalu dapat berfungsi sebagai
802.11b.
3.3.4
Multi
AP 802.11g dan Client Campuran
Ketika terdapat
banyak AP 802.11g dan client tunggal 802.11b dalam channel yang sama, semua
sinyal AP 802.11g yang melebihi batas digunakan sebagai mekanisme proteksi.
Secara efektif, client 802.11g berfungsi saat pengurangan hasil TCP 802.11g
(sampai dengan 15 Mbps), yang lebih cepat daripada client 802.11b. AP juga
dapat dibentuk untuk menggunakan channel yang berbeda untuk client 802.11g
mereka, jadi jaringan dengan 802.11g saja tidak memerlukan mekanisme proteksi.
Ini memungkinkan untuk mempunyai hasil TCP seperti yang terjadi pada jaringan
dengan 802.11g saja.
4.
KESIMPULAN
Skema
modulasi yang digunakan dalam 802.11g adalah orthogonal frekuensi division
multiplexing (OFDM) untuk kecepatan data dari 6, 9, 12, 18, 24, 36, 48, dan 54
Mbps. Meskipun 802.11g beroperasi dalam band frekuensi yang sama seperti
802.11b, namun 802.11g dapat mencapai kecepatan data yang lebih tinggi karena
sistem modulasi sama dengan standar 802.11a. Rentang maksimum 802.11g sedikit
lebih besar dari perangkat 802.11b, tetapi rentang di mana client dapat
mencapai 54 Mbit penuh per second, rentang data jauh lebih pendek daripada
client 802.11b.
Standar
802.11g sebagai teknologi wireless LAN menyediakan fleksibilitas, konektivitas,
mobilitas dan kemampuan yang tidak dapat ditemukan pada jaringan menggunakan
kabel.
0 comments:
Post a Comment