A.
Kerangka Dasar Kurikulum
1. Kelompok Mata Pelajaran
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan,
dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a.
kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga
dan kesehatan.
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No
|
Kelompok Mata Pelajaran
|
Cakupan
|
1.
|
Agama dan Akhlak Mulia
|
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan
agama.
|
2.
|
Kewarganega-raan dan Kepribadian
|
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik
akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme
bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa,
pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab
sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta
perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
|
3.
|
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
|
Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi,
dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan
berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh
kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir
ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi pada SMA/MA/SMALB
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi
lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah
secara kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi,
kecakapan, dan kemandirian kerja.
|
4.
|
Estetika
|
Kelompok
mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas,
kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan
mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi
dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan
mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu
menciptakan kebersamaan yang harmonis.
|
5.
|
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
Kelompok
mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan
untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran
hidup sehat.
Kelompok
mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan
untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sportivitas dan kesadaran
hidup sehat.
Kelompok
mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif,
disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.
Budaya
hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat
individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan
dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah,
muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
|
Selain tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran
sebagai bagian dari kerangka dasar kurikulum, perlu dikemukakan prinsip
pengembangan kurikulum.
2.
Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah
berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh
BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
a. Berpusat pada
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
b.
Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan
jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat
istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara
terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan
tepat antarsubstansi.
c. Tanggap
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni
Kurikulum
dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum
mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d.
Relevan dengan kebutuhan
kehidupan
Pengembangan
kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan
akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
e.
Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan
dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan
dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f. Belajar
sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses
pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
g. Seimbang antara
kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan
kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan
pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi
yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan
pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
b. Kurikulum dilaksanakan dengan
menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c)
belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk
hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan
menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan
peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau
percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik
dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang
berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
d. Kurikulum dilaksanakan dalam
suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan
menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani,
ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya
dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan
contoh dan teladan).
e. Kurikulum dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan
teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar, dengan prinsip alam takambang
jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan
lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar,
contoh dan teladan).
f. Kurikulum dilaksanakan dengan
mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk
keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
g. Kurikulum yang mencakup seluruh
komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri
diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok
dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
B.
Struktur Kurikulum Pendidikan Umum
Struktur
kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada
setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi
yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum
dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan
bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
1.
Struktur Kurikulum SD/MI
Struktur kurikulum SD/MI meliputi
substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam
tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan
standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan
ketentuan sebagai berikut.
a. Kurikulum
SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti
tertera pada Tabel 2.
Muatan lokal merupakan kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan.
Pengembangan diri bukan
merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta
didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah
diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta
didik.
b.
Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI
merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu”.
c. Pembelajaran
pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata
pelajaran.
d.
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran
dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
e.
Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu
efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
Struktur kurikulum SD/MI
disajikan pada Tabel 2
Tabel 2.
Struktur Kurikulum SD/MI
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu |
|||
I
|
II
|
III
|
IV, V, dan VI
|
|
A. Mata Pelajaran
|
3
|
|||
1. Pendidikan Agama
|
||||
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
|||
3. Bahasa Indonesia
|
5
|
|||
4. Matematika
|
5
|
|||
5. Ilmu Pengetahuan Alam
|
4
|
|||
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
3
|
|||
7. Seni Budaya dan Keterampilan
|
4
|
|||
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
4
|
|||
B.
Muatan Lokal
|
2
|
|||
C. Pengembangan Diri
|
2*)
|
|||
Jumlah
|
26
|
27
|
28
|
32
|
*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
- Struktur Kurikulum SMP/MTs
Struktur kurikulum SMP/MTs meliputi substansi pembelajaran
yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII
sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan
sebagai berikut.
a. Kurikulum
SMP/MTs memuat
10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti tertera pada
Tabel 3.
Muatan lokal merupakan kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan.
Pengembangan diri
bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta
didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah
diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta
didik.
b. Substansi
mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS
Terpadu”.
c. Jam
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.
Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per
minggu secara keseluruhan.
d.
Alokasi waktu satu jam
pembelajaran adalah 40 menit.
e. Minggu
efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
Struktur kurikulum SMP/MTs
disajikan pada Tabel 3
Tabel 3.
Struktur Kurikulum SMP/MTs
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu |
||
VII
|
VIII
|
IX
|
|
A. Mata Pelajaran
|
|||
1. Pendidikan
Agama
|
2
|
2
|
2
|
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
3. Bahasa Indonesia
|
4
|
4
|
4
|
4. Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
4
|
5. Matematika
|
4
|
4
|
4
|
6. Ilmu Pengetahuan Alam
|
4
|
4
|
4
|
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
4
|
4
|
4
|
8. Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan
Komunikasi
|
2
|
2
|
2
|
B. Muatan Lokal
|
2
|
2
|
2
|
C. Pengembangan Diri
|
2*)
|
2*)
|
2*)
|
Jumlah
|
32
|
32
|
32
|
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
3.
Struktur Kurikulum SMA/MA
Struktur kurikulum SMA/MA meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama
tiga tahun mulai Kelas X sampai dengan Kelas XII. Struktur kurikulum disusun
berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
Pengorganisasian
kelas-kelas pada SMA/MA dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelas X merupakan
program umum yang diikuti oleh seluruh peserta
didik, dan kelas XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri
atas empat program: (1) Program Ilmu Pengetahuan Alam, (2) Program Ilmu
Pengetahuan Sosial, (3) Program Bahasa, dan (4) Program Keagamaan, khusus untuk
MA.
a. Kurikulum SMA/MA Kelas X
1)
Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan
diri seperti tertera pada Tabel 4.
Muatan lokal merupakan kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata
pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan
kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing
oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
2) Jam
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.
Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per
minggu secara keseluruhan.
3)
Alokasi waktu satu jam
pembelajaran adalah 45 menit.
4) Minggu
efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
Struktur
kurikulum SMA/MA Kelas X disajikan pada Tabel 4
Tabel 4. Struktur Kurikulum SMA/MA
Kelas X
Komponen |
Alokasi
Waktu
|
|
Semester 1
|
Semester 2
|
|
A. Mata Pelajaran
|
||
1.
Pendidikan Agama
|
2
|
2
|
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
3.
Bahasa Indonesia
|
4
|
4
|
4.
Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
5.
Matematika
|
4
|
4
|
6. Fisika
|
2
|
2
|
7. Biologi
8. Kimia
|
2
2
|
2
2
|
9. Sejarah
10. Geografi
11. Ekonomi
12. Sosiologi
|
1
1
2
2
|
1
1
2
2
|
13. Seni
Budaya
|
2
|
2
|
14. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan
|
2
|
2
|
15. Teknologi Informasi dan Komunikasi
16.
Keterampilan /Bahasa Asing
|
2
2
|
2
2
|
B. Muatan Lokal
|
2
|
2
|
C. Pengembangan Diri
|
2*)
|
2*)
|
Jumlah |
38
|
38
|
2*) Ekuivalen 2 jam
pembelajaran
b.
Kurikulum
SMA/MA Kelas XI dan XII
1) Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA,
Program IPS, Program Bahasa, dan Program Keagamaan terdiri atas 13 mata pelajaran, muatan lokal,
dan pengembangan diri. Kurikulum tersebut secara berturut-turut disajikan pada
Tabel 5, 6, 7, dan 8.
Muatan lokal merupakan kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan.
Pengembangan diri bukan merupakan
mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta
didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah
diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta
didik.
2)
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.
Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per
minggu secara keseluruhan.
3) Alokasi
waktu satu jam pembelajaran adalah 45
menit.
4) Minggu
efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
Tabel 5. Struktur Kurikulum SMA/MA
Kelas XI dan XII program IPA
Komponen |
Alokasi Waktu
|
|||
Kelas XI
|
Kelas XII
|
|||
Smt 1
|
Smt 2
|
Smt 1
|
Smt 2
|
|
A. Mata Pelajaran
1.
Pendidikan Agama
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3.
Bahasa Indonesia
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4.
Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
4
|
4
|
5.
Matematika
|
4
|
4
|
4
|
4
|
6.
Fisika
|
4
|
4
|
4
|
4
|
7.
Kimia
|
4
|
4
|
4
|
4
|
8.
Biologi
|
4
|
4
|
4
|
4
|
9.
Sejarah
|
1
|
1
|
1
|
1
|
10. Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
2
|
11.
Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
2
|
12. Teknologi Informasi dan Komunikasi
|
2
|
2
|
2
|
2
|
13. Keterampilan/ Bahasa Asing
|
2
|
2
|
2
|
2
|
B.
Muatan Lokal
|
2
|
2
|
2
|
2
|
C.
Pengembangan Diri
|
2*)
|
2*)
|
2*)
|
2*)
|
Jumlah |
39
|
39
|
39
|
39
|
2*) Ekuivalen
2 jam pembelajaran
Tabel 6. Struktur
Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII program IPS
Komponen |
Alokasi Waktu
|
|||
Kelas XI
|
Kelas XII
|
|||
Smt
1
|
Smt 2
|
Smt 1
|
Smt 2
|
|
A. Mata Pelajaran
1.
Pendidikan Agama
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3.
Bahasa Indonesia
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4.
Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
4
|
4
|
5.
Matematika
|
4
|
4
|
4
|
4
|
6.
Sejarah
|
3
|
3
|
3
|
3
|
7.
Geografi
|
3
|
3
|
3
|
3
|
8.
Ekonomi
|
4
|
4
|
4
|
4
|
9.
Sosiologi
|
3
|
3
|
3
|
3
|
10.
Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
2
|
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
2
|
12. Teknologi Informasi dan Komunikasi
|
2
|
2
|
2
|
2
|
13. Keterampilan/Bahasa
Asing
|
2
|
2
|
2
|
2
|
B. Muatan Lokal
|
2
|
2
|
2
|
2
|
C. Pengembangan Diri
|
2*)
|
2*)
|
2*)
|
2*)
|
Jumlah |
39
|
39
|
39
|
39
|
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Tabel 7.
Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII program Bahasa
Komponen |
Alokasi Waktu
|
|||
Kelas XI
|
Kelas XII
|
|||
Smt 1
|
Smt 2
|
Smt 1
|
Smt 2
|
|
A. Mata Pelajaran
1.
Pendidikan Agama
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3.
Bahasa
Indonesia
|
5
|
5
|
5
|
5
|
4.
Bahasa Inggris
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5.
Matematika
|
3
|
3
|
3
|
3
|
6.
Sastra Indonesia
|
4
|
4
|
4
|
4
|
7.
Bahasa Asing
|
4
|
4
|
4
|
4
|
8.
Antropologi
|
2
|
2
|
2
|
2
|
9.
Sejarah
|
2
|
2
|
2
|
2
|
10.
Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
2
|
11.
Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
2
|
12. Teknologi Informasi dan Komunikasi
|
2
|
2
|
2
|
2
|
13.
Keterampilan
|
2
|
2
|
2
|
2
|
B.
Muatan Lokal
|
2
|
2
|
2
|
2
|
C.
Pengembangan Diri
|
2*)
|
2*)
|
2*)
|
2*)
|
Jumlah |
39
|
39
|
39
|
39
|
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Tabel
8. Struktur Kurikulum MA Kelas XI dan XII Program Keagamaan
Komponen |
Alokasi Waktu
|
|||
Kelas XI
|
Kelas XII
|
|||
Smt 1
|
Smt 2
|
Smt 1
|
Smt 2
|
|
A.
Mata Pelajaran
1.
Pendidikan Agama
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3.
Bahasa Indonesia
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4.
Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
4
|
4
|
5.
Matematika
|
4
|
4
|
4
|
4
|
6.
Tafsir dan Ilmu Tafsir
|
3
|
3
|
3
|
3
|
7.
Ilmu Hadits
|
3
|
3
|
3
|
3
|
8.
Ushul Fiqih
|
3
|
3
|
3
|
3
|
9.
Tasawuf/ Ilmu Kalam
|
3
|
3
|
3
|
3
|
10.
Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
2
|
11.
Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
2
|
12.
Teknologi
Informasi dan Komunikasi
|
2
|
2
|
2
|
2
|
13.
Keterampilan
|
2
|
2
|
2
|
2
|
B. Muatan Lokal
|
2
|
2
|
2
|
2
|
C.
Pengembangan Diri
|
2*)
|
2*)
|
2*)
|
2*)
|
Jumlah |
38
|
38
|
38
|
38
|
2 *) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
**) Ditentukan oleh Departemen Agama
C.
Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Agar
dapat bekerja secara efektif dan efisien serta mengembangkan keahlian dan
keterampilan, mereka harus memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang
keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja
yang tinggi, dan mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta
memiliki kemampuan mengembangkan diri. Struktur kurikulum pendidikan kejuruan
dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK) diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum
SMK/MAK berisi mata pelajaran wajib, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan
Pengembangan Diri seperti tertera pada Tabel 9.
Mata pelajaran wajib terdiri atas
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan
Olahraga, dan Keterampilan/Kejuruan. Mata pelajaran ini bertujuan untuk
membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja.
Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas
beberapa mata pelajaran yang bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi
kejuruan dan pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.
Muatan lokal
merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek pengembangan daerah termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata
pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan
sesuai dengan program keahlian yang diselenggarakan.
Pengembangan diri
bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta
didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier
peserta didik. Pengembangan diri bagi peserta didik SMK/MAK terutama ditujukan
untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier.
Struktur kurikulum SMK/MAK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga
empat tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII. Struktur
kurikulum SMK/MAK disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar
kompetensi mata pelajaran.
Struktur kurikulum SMK/MAK disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Struktur Kurikulum SMK/MAK
Komponen
|
Durasi Waktu (Jam)
|
A. Mata
Pelajaran
|
|
1. Pendidikan
Agama
|
192
|
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
192
|
3. Bahasa Indonesia
|
192
|
4. Bahasa Inggris
|
440 a)
|
5. Matematika
5. 1
Matematika Kelompok Seni, Pariwisata, dan Teknologi Kerumahtanggaan
5. 2
Matematika Kelompok Sosial, Administrasi Perkantoran dan Akuntansi
5. 3
Matematika Kelompok Teknologi,
Kesehatan, dan Pertanian |
330 a)
403 a)
516 a)
|
6. Ilmu Pengetahuan Alam
6. 1 IPA
6. 2 Fisika
6. 2. 1 Fisika Kelompok
Pertanian
6. 2. 2
Fisika Kelompok Teknologi
6. 3 Kimia
6. 3. 1 Kimia Kelompok
Pertanian
6. 3. 2 Kimia Kelompok Teknologi dan
Kesehatan
6. 4 Biologi
6. 4. 1
Biologi Kelompok Pertanian
6. 4. 2
Biologi Kelompok Kesehatan
|
192 a)
192 a)
276 a)
192 a)
192 a)
192 a)
192 a)
|
7. Ilmu
Pengetahuan Sosial
|
128 a)
|
8. Seni Budaya
|
128 a)
|
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
|
192
|
10.
Kejuruan
|
|
10. 1
Keterampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi
|
202
|
10. 2
Kewirausahaan
|
192
|
10. 3
Dasar
Kompetensi Kejuruan b)
|
140
|
10. 4
Kompetensi
Kejuruan b)
|
1044 c)
|
B. Muatan
Lokal
|
192
|
C. Pengembangan
Diri d)
|
(192)
|
Keterangan
notasi
a) Durasi waktu adalah jumlah jam
minimal yang digunakan oleh setiap program keahlian. Program keahlian yang
memerlukan waktu lebih jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
yang sama, di luar jumlah jam yang dicantumkan.
b) Terdiri
dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan setiap
program keahlian.
c) Jumlah jam
Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi
kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1044 jam.
d) Ekuivalen
2 jam pembelajaran.
Implikasi dari struktur kurikulum di
atas dijelaskan sebagai berikut.
1.
Di dalam penyusunan kurikulum SMK/MAK mata pelajaran
dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif.
Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang
meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif
terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif
terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi
Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok adaptif dan produktif adalah mata
pelajaran yang alokasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian,
dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain.
2.
Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan
Kompetensi Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian untuk
memenuhi standar kompetensi kerja di dunia kerja.
3.
Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir
penyelesaian satu standar kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi
dasar dari setiap mata pelajaran.
4.
Pendidikan SMK/MAK diselenggarakan dalam bentuk
pendidikan sistem ganda.
5.
Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45
menit.
6.
Beban belajar SMK/MAK meliputi kegiatan pembelajaran
tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia
usaha/industri ekuivalen dengan 36 jam pelajaran per minggu.
7.
Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK/MAK
adalah 38 minggu dalam satu tahun pelajaran.
8.
Lama penyelenggaraan pendidikan SMK/MAK tiga tahun,
maksimum empat tahun sesuai dengan tuntutan program keahlian.
D.
Struktur Kurikulum Pendidikan Khusus
Struktur Kurikulum dikembangkan untuk
peserta didik berkelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan/atau sosial
berdasarkan standar kompetensi lulusan, standar kompetensi kelompok mata
pelajaran, dan standar kompetensi mata pelajaran. Peserta didik berkelainan
dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, (1) peserta didik berkelainan tanpa
disertai dengan kemampuan intelektual di bawah rata-rata, dan (2) peserta didik
berkelainan disertai dengan kemampuan intelektual di bawah rata-rata.
Kurikulum Pendidikan
Khusus terdiri atas delapan sampai dengan 10 mata pelajaran, muatan lokal,
program khusus, dan pengembangan diri.
Muatan lokal merupakan kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan
oleh satuan pendidikan.
Program khusus berisi kegiatan yang
bervariasi sesuai degan jenis ketunaannya, yaitu program orientasi dan
mobilitas untuk peserta didik tunanetra, bina komunikasi persepsi bunyi dan
irama untuk peserta didik tunarungu, bina diri untuk peserta didik tunagrahita,
bina gerak untuk peserta didik tunadaksa, dan bina pribadi dan sosial untuk
peserta didik tunalaras.
Pengembangan diri
bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan
yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Peserta didik berkelainan tanpa
disertai dengan kemampuan intelektual di bawah rata-rata, dalam batas-batas
tertentu masih dimungkinkan dapat mengikuti kurikulum standar meskipun harus
dengan penyesuaian-penyesuaian. Peserta didik berkelainan yang disertai dengan
kemampuan intelektual di bawah rata-rata, diperlukan kurikulum yang sangat
spesifik, sederhana dan bersifat tematik untuk mendorong kemandirian dalam hidup
sehari-hari.
Peserta didik berkelainan tanpa
disertai kemampuan intelektual di bawah rata-rata, yang berkeinginan untuk
melanjutkan sampai ke jenjang pendidikan tinggi, semaksimal mungkin didorong
untuk dapat mengikuti pendidikan secara inklusif pada satuan pendidikan umum
sejak Sekolah Dasar. Jika peserta didik mengikuti pendidikan pada satuan
pendidikan SDLB, setelah lulus, didorong untuk dapat melanjutkan ke Sekolah
Menengah Pertama umum. Bagi mereka yang tidak memungkinkan dan/atau tidak
berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, setelah
menyelesaikan pada jenjang SDLB dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang SMPLB,
dan SMALB.
Untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik yang memerlukan pindah jalur pendidikan antar satuan pendidikan
yang setara sesuai dengan ketentuan pasal. 12 ayat (1).e Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka mekanisme pendidikan bagi
peserta didik melalui jalur formal dapat dilukiskan sebagai berikut :
SDLB SMPLB SMALB Masyarakat.
Jalur 1
ALB/ABK
Jalur 2
SD/MI SMP/MTs. SMA/MA PT/Masyarakat
SMK/MAK
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tertentu, struktur kurikulum satuan Pendidikan Khusus dikembangkan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1.
Kurikulum untuk peserta didik berkelainan tanpa
disertai dengan kemampuan intelektual di bawah rata-rata, menggunakan sebutan
Kurikulum SDLB A, B, D, E; SMPLB A , B, D, E; dan SMALB A, B, D, E (A =
tunanetra, B = tunarungu, D = tunadaksa ringan, E = tunalaras).
2.
Kurikulum untuk peserta didik berkelainan yang disertai
dengan kemampuan intelektual di bawah rata-rata, menggunakan sebutan Kurikulum
SDLB C, C1, D1, G; SMPLB C, C1, D1, G, dan SMALB C, C1, D1, G. (C = tunagrahita ringan, C1 = tunagrahita
sedang, D1 = tunadaksa sedang, G = tunaganda).
3.
Kurikulum satuan pendidikan SDLB A,B,D,E relatif sama
dengan kurikulum SD umum. Pada satuan pendidikan SMPLB A,B,D,E dan SMALB
A,B,D,E dirancang untuk peserta didik yang tidak memungkinkan dan/atau tidak
berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang pendidikan tinggi.
4.
Proporsi muatan isi kurikulum satuan pendidikan SMPLB
A,B,D,E terdiri atas 60% - 70% aspek akademik dan 40% - 30% berisi aspek
keterampilan vokasional. Muatan isi kurikulum satuan pendidikan SMALB
A,B,D,E terdiri atas 40% – 50% aspek
akademik dan 60% - 50% aspek keterampilan vokasional.
5.
Kurikulum satuan pendidikan SDLB, SMPLB, SMALB
C,C1,D1,G, dirancang sangat sederhana sesuai dengan batas-batas kemampuan
peserta didik dan sifatnya lebih individual.
6.
Pembelajaran untuk satuan Pendidikan Khusus SDLB, SMPLB
dan SMALB C,C1,D1,G menggunakan pendekatan tematik.
7.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata
pelajaran umum SDLB, SMPLB, SMALB A,B,D,E mengacu kepada SK dan KD sekolah umum
yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan khusus peserta didik,
dikembangkan oleh BSNP, sedangkan SK dan KD untuk mata pelajaran Program
Khusus, dan Keterampilan dikembangkan oleh satuan Pendidikan Khusus dengan
memperhatikan jenjang dan jenis satuan pendidikan.
8.
Pengembangan SK dan KD untuk semua mata pelajaran pada
SDLB, SMPLB dan SMALB C,C1,D1,G diserahkan kepada satuan Pendidikan Khusus yang
bersangkutan dengan memperhatikan tingkat dan jenis satuan pendidikan.
9.
Struktur kurikulum pada satuan Pendidikan Khusus SDLB
dan SMPLB mengacu pada Struktur Kurikulum SD dan SMP dengan penambahan Program
Khusus sesuai jenis kelainan, dengan alokasi waktu 2 jam/minggu. Untuk jenjang
SMALB, program khusus bersifat kasuistik sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
peserta didik tertentu, dan tidak dihitung sebagai beban belajar.
10. Program
Khusus sesuai jenis kelainan peserta didik meliputi sebagai berikut.
a.
Orientasi dan Mobilitas untuk peserta didik
Tunanetra
b.
Bina Komunikasi, Persepsi Bunyi dan Irama untuk
peserta didik Tunarungu
c.
Bina Diri untuk peserta didik Tunagrahita Ringan
dan Sedang
d.
Bina Gerak untuk peserta didik Tunadaksa Ringan
e.
Bina Pribadi dan Sosial untuk peserta didik
Tunalaras
f.
Bina Diri dan Bina Gerak untuk peserta didik
Tunadaksa Sedang, dan Tunaganda.
11. Jumlah
dan alokasi waktu jam pembelajaran diatur sebagai berikut.
a.
Jumlah jam pembelajaran SDLB A,B,D,E kelas I, II, III
berkisar antara 28 – 30 jam pembelajaran/minggu dan 34 jam pembelajaran/minggu
untuk kelas IV, V, VI. Kelebihan 2 jam pembelajaran dari SD umum karena ada
tambahan mata pelajaran program khusus
b.
Jumlah jam pembelajaran SMPLB A,B,D,E kelas VII, VIII,
IX adalah 34 jam/minggu. Kelebihan 2 jam pembelajaran dari SMP umum karena ada
penambahan mata pelajaran program khusus
c.
Jumlah jam pembelajaran SMALB A,B,D,E kelas X, XI, XII
adalah 36 jam/minggu, sama dengan jumlah jam pembelajaran SMA umum. Program
khusus pada jenjang SMALB bersifat fakultatif dan tidak termasuk beban
pembelajaran
d.
Jumlah jam pembelajaran SDLB, SMPLB, SMALB C,C1,D1,G
sama dengan jumlah jam pembelajaran pada SDLB, SMPLB, SMALB A,B,D,E, tetapi penyajiannya melalui pendekatan tematik
e.
Alokasi per jam pembelajaran untuk SDLB, SMPLB dan
SMALB A, B, D, E maupun C,C1,D1,G masing-masing 30’, 35’ dan 40’. Selisih 5
menit dar sekolah reguler disesuaikan dengan kondisi peserta didik berkelainan.
f.
Satuan pendidikan khusus SDLB dan SMPLB dapat menambah
maksimum 6 jam pembelajaran/minggu untuk keseluruhan jam pembelajaran, dan 4 jam pembelajaran
untuk tingkat SMALB sesuai kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan yang
bersangkutan.
12. Muatan isi pada setiap mata
pelajaran diatur sebagai berikut .
a.
Muatan isi setiap mata pelajaran pada SDLB A,B,D,E pada
dasarnya sama dengan SD umum, tetapi karena kelainan dan kebutuhan khususnya,
maka diperlukan modifikasi dan/atau penyesuaian secara terbatas
b.
Muatan isi mata pelajaran Program Khusus disusun tersendiri
oleh satuan pendidikan
c.
Muatan isi mata pelajaran SMPLB A,B,D,E bidang akademik
mengalami modifikasi dan penyesuaian dari SMP umum sehingga menjadi sekitar 60%
– 70%. Sisanya sekitar 40% - 30% muatan isi kurikulum ditekankan pada bidang
keterampilan vokasional
d.
Muatan isi mata pelajaran keterampilan vokasional
meliputi tingkat dasar, tingkat terampil dan tingkat mahir. Jenis keterampilan
yang akan dikembangkan, diserahkan kepada satuan pendidikan sesuai dengan
minat, potensi, kemampuan dan kebutuhan peserta didik serta kondisi satuan pendidikan.
e. Muatan isi
mata pelajaran untuk SMALB A,B,D,E bidang akademik mengalami modifikasi dan
penyesuaian dari SMA umum sehingga menjadi sekitar 40% – 50% bidang akademik,
dan sekitar 60% – 50% bidang keterampilan vokasional
f. Muatan
kurikulum SDLB, SMPLB, SMALB C,C1,D1,G lebih ditekankan pada kemampuan menolong
diri sendiri dan keterampilan sederhana yang memungkinkan untuk menunjang
kemandirian peserta didik. Oleh karena itu, proporsi muatan keterampilan
vokasional lebih diutamakan
g.
Pengembangan diri bukan merupakan mata
pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Pengembangan diri
terutama ditujukan untuk peningkatan kecakapan hidup
dan kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.
13. Struktur
Kurikulum SDLB, SMPLB, SMALB A,B,D,E dan C, C1, D1, G disajikan pada tabel 10,
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23 dan 24.
Tabel 10. Struktur Kurikulum SDLB Tunanetra
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu |
|||
I
|
II
|
III
|
IV, V, dan VI
|
|
A. Mata Pelajaran
|
3
|
|||
1. Pendidikan Agama
|
||||
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
|||
3. Bahasa Indonesia
|
5
|
|||
4. Matematika
|
5
|
|||
5. Ilmu Pengetahuan Alam
|
4
|
|||
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
3
|
|||
7. Seni Budaya dan Keterampilan
|
4
|
|||
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
4
|
|||
B.
Muatan Lokal
|
2
|
|||
C. Program Khusus Orientasi dan Mobilitas
|
2
|
|||
D.
Pengembangan Diri
|
2*)
|
|||
Jumlah:
|
28
|
29
|
30
|
34
|
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Tabel 11. Struktur Kurikulum SDLB
Tunarungu
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu |
|||
I
|
II
|
III
|
IV, V, dan VI
|
|
A. Mata Pelajaran
|
3
|
|||
1. Pendidikan Agama
|
||||
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
|||
3. Bahasa Indonesia
|
5
|
|||
4. Matematika
|
5
|
|||
5. Ilmu Pengetahuan Alam
|
4
|
|||
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
3
|
|||
7. Seni Budaya dan Keterampilan
|
4
|
|||
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
4
|
|||
B.
Muatan Lokal
|
2
|
|||
C. Program Khusus Bina Komunikasi, Persepsi
Bunyi & Irama
|
2
|
|||
D.
Pengembangan Diri
|
2*)
|
|||
Jumlah:
|
28
|
29
|
30
|
34
|
2*) Ekuivalen
2 jam pembelajaran
Tabel 12. Struktur
Kurikulum SDLB Tunadaksa
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu |
|||
I
|
II
|
III
|
IV, V, dan VI
|
|
A. Mata Pelajaran
|
3
|
|||
1. Pendidikan Agama
|
||||
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
|||
3. Bahasa Indonesia
|
5
|
|||
4. Matematika
|
5
|
|||
5. Ilmu Pengetahuan Alam
|
4
|
|||
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
3
|
|||
7. Seni Budaya dan Keterampilan
|
4
|
|||
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
4
|
|||
B.
Muatan Lokal
|
2
|
|||
C.
Program Khusus Bina Gerak
|
2
|
|||
D.
Pengembangan Diri
|
2*)
|
|||
Jumlah:
|
28
|
29
|
30
|
34
|
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Tabel 13. Struktur Kurikulum SDLB Tunalaras
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu |
|||
I
|
II
|
III
|
IV, V, dan VI
|
|
A. Mata Pelajaran
|
3
|
|||
1. Pendidikan Agama
|
||||
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
|||
3. Bahasa Indonesia
|
5
|
|||
4. Matematika
|
5
|
|||
5. Ilmu Pengetahuan Alam
|
4
|
|||
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
3
|
|||
7. Seni Budaya dan Keterampilan
|
4
|
|||
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
4
|
|||
B.
Muatan Lokal
|
2
|
|||
C. Program Khusus Bina Pribadi dan Sosial
|
2
|
|||
D.
Pengembangan Diri
|
2*)
|
|||
Jumlah:
|
28
|
29
|
30
|
34
|
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Tabel 14. Struktur Kurikulum SMPLB Tunanetra
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu |
||
VII
|
VIII
|
IX
|
|
A. Mata Pelajaran
|
|||
1. Pendidikan
Agama
|
2
|
2
|
2
|
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
3. Bahasa Indonesia
|
2
|
2
|
2
|
4. Bahasa Inggris
|
2
|
2
|
2
|
5. Matematika
|
3
|
3
|
3
|
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
2
|
2
|
2
|
7. Ilmu Pengetahuan Alam
|
3
|
3
|
3
|
8. Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
|
2
|
2
|
2
|
10. Keterampilan Vokasional /Teknologi Informasi
dan Komunikasi *)
|
10
|
10
|
10
|
B.
Muatan Lokal
|
2
|
2
|
2
|
C. Program Khusus Orientasi & Mobilitas
|
2
|
2
|
2
|
D. Pengembangan Diri
|
2**)
|
2**)
|
2**)
|
Jumlah
|
34
|
34
|
34
|
*) Keterampilan vokasional/teknologi informasi
dan komunikasi merupakan paket pilihan. Jenis keterampilan vokasional/teknologi
informasi yang dikembangkan, diserahkan kepada sekolah sesuai potensi daerah.
2**) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Tabel 15. Struktur Kurikulum SMPLB Tunarungu
Tabel 15. Struktur Kurikulum SMPLB Tunarungu
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu |
||
VII
|
VIII
|
IX
|
|
A.
Mata Pelajaran
|
|||
1. Pendidikan
Agama
|
2
|
2
|
2
|
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
3. Bahasa Indonesia
|
2
|
2
|
2
|
4. Bahasa Inggris
|
2
|
2
|
2
|
5. Matematika
|
3
|
3
|
3
|
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
2
|
2
|
2
|
7. Ilmu Pengetahuan Alam
|
3
|
3
|
3
|
8. Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
|
2
|
2
|
2
|
10. Keterampilan Vokasional /Teknologi Informasi
dan Komunikasi *)
|
10
|
10
|
10
|
B.
Muatan Lokal
|
2
|
2
|
2
|
C. Program Khusus Bina Komunikasi, Persepsi
Bunyi & Irama
|
2
|
2
|
2
|
D. Pengembangan Diri
|
2**)
|
2**)
|
2**)
|
Jumlah
|
34
|
34
|
34
|
*) Keterampilan vokasional/teknologi informasi
dan komunikasi merupakan paket pilihan. Jenis keterampilan vokasional/teknologi
informasi yang dikembangkan, diserahkan kepada sekolah sesuai potensi daerah.
2**) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Tabel 16. Struktur Kurikulum SMPLB Tunadaksa
Tabel 16. Struktur Kurikulum SMPLB Tunadaksa
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu |
||
VII
|
VIII
|
IX
|
|
A.
Mata Pelajaran
|
|||
1. Pendidikan
Agama
|
2
|
2
|
2
|
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
3. Bahasa Indonesia
|
2
|
2
|
2
|
4. Bahasa Inggris
|
2
|
2
|
2
|
5. Matematika
|
3
|
3
|
3
|
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
2
|
2
|
2
|
7. Ilmu Pengetahuan Alam
|
3
|
3
|
3
|
8. Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
10. Keterampilan Vokasional /Teknologi Informasi
dan Komunikasi *)
|
10
|
10
|
10
|
B.
Muatan Lokal
|
2
|
2
|
2
|
C. Program Khusus Bina Gerak
|
2
|
2
|
2
|
D. Pengembangan Diri
|
2**)
|
2**)
|
2**)
|
Jumlah
|
34
|
34
|
34
|
*) Keterampilan vokasional/teknologi informasi
dan komunikasi merupakan paket pilihan. Jenis keterampilan vokasional/teknologi
informasi yang dikembangkan, diserahkan kepada sekolah sesuai potensi daerah.
2**) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Tabel 17. Struktur Kurikulum SMPLB Tunalaras
Tabel 17. Struktur Kurikulum SMPLB Tunalaras
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu |
||
VII
|
VIII
|
IX
|
|
A.
Mata Pelajaran
|
|||
1. Pendidikan
Agama
|
2
|
2
|
2
|
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
3. Bahasa Indonesia
|
2
|
2
|
2
|
4. Bahasa Inggris
|
2
|
2
|
2
|
5. Matematika
|
3
|
3
|
3
|
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
2
|
2
|
2
|
7. Ilmu Pengetahuan Alam
|
3
|
3
|
3
|
8. Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
10. Keterampilan Vokasional /Teknologi Informasi
dan Komunikasi *)
|
10
|
10
|
10
|
B.
Muatan Lokal
|
2
|
2
|
2
|
C. Program Khusus Bina Pribadi dan Sosial
|
2
|
2
|
2
|
D. Pengembangan Diri
|
2**)
|
2**)
|
2**)
|
Jumlah
|
34
|
34
|
34
|
*) Keterampilan vokasional/teknologi informasi
dan komunikasi merupakan paket pilihan. Jenis keterampilan vokasional/teknologi
informasi yang dikembangkan, diserahkan kepada sekolah sesuai potensi daerah.
2**) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Tabel 18. Struktur Kurikulum SMALB Tunanetra
Tabel 18. Struktur Kurikulum SMALB Tunanetra
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu |
||
X
|
XI
|
XII
|
|
A.
Mata Pelajaran
|
|||
1. Pendidikan
Agama
|
2
|
2
|
2
|
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
3. Bahasa Indonesia
|
2
|
2
|
2
|
4. Bahasa Inggris
|
2
|
2
|
2
|
5. Matematika
|
2
|
2
|
2
|
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
2
|
2
|
2
|
7. Ilmu Pengetahuan Alam
|
2
|
2
|
2
|
8. Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
10. Keterampilan Vokasional /Teknologi Informasi
dan Komunikasi *)
|
16
|
16
|
16
|
B.
Muatan Lokal
|
2
|
2
|
2
|
C. Program Khusus Orientasi dan Mobilitas
|
-
|
-
|
-
|
D. Pengembangan Diri
|
2**)
|
2**)
|
2**)
|
Jumlah
|
36
|
36
|
36
|
*) Keterampilan vokasional/teknologi informasi
dan komunikasi merupakan paket pilihan. Jenis keterampilan vokasional/teknologi
informasi yang dikembangkan, diserahkan kepada sekolah sesuai potensi daerah.
2**) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Tabel 19. Struktur Kurikulum SMALB Tunarungu
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu |
||
X
|
XI
|
XII
|
|
A.
Mata Pelajaran
|
|||
1. Pendidikan
Agama
|
2
|
2
|
2
|
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
3. Bahasa Indonesia
|
2
|
2
|
2
|
4. Bahasa Inggris
|
2
|
2
|
2
|
5. Matematika
|
2
|
2
|
2
|
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
2
|
2
|
2
|
7. Ilmu Pengetahuan Alam
|
2
|
2
|
2
|
8. Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
10. Keterampilan Vokasional /Teknologi Informasi
dan Komunikasi *)
|
16
|
16
|
16
|
B. Muatan Lokal
|
2
|
2
|
2
|
C. Program Khusus Bina Komunikasi, Persepsi
Bunyi dan Irama
|
-
|
-
|
-
|
D. Pengembangan
Diri
|
2**)
|
2**)
|
2**)
|
Jumlah
|
36
|
36
|
36
|
*) Keterampilan
vokasional/teknologi informasi dan komunikasi merupakan paket pilihan. Jenis
keterampilan vokasional/teknologi informasi yang dikembangkan, diserahkan kepada sekolah sesuai potensi
daerah.
2**) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Tabel 20. Struktur
Kurikulum SMALB Tunadaksa
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu |
||
X
|
XI
|
XII
|
|
A. Mata Pelajaran
|
|||
1. Pendidikan
Agama
|
2
|
2
|
2
|
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
3. Bahasa Indonesia
|
2
|
2
|
2
|
4. Bahasa Inggris
|
2
|
2
|
2
|
5. Matematika
|
2
|
2
|
2
|
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
2
|
2
|
2
|
7. Ilmu Pengetahuan Alam
|
2
|
2
|
2
|
8. Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
10. Keterampilan Vokasional /Teknologi Informasi
dan Komunikasi *)
|
16
|
16
|
16
|
B. Muatan
Lokal
|
2
|
2
|
2
|
C. Program Khusus Bina Gerak
|
-
|
-
|
-
|
D. Pengembangan
Diri
|
2**)
|
2**)
|
2**)
|
Jumlah
|
36
|
36
|
36
|
*) Keterampilan vokasional/teknologi informasi
dan komunikasi merupakan paket pilihan. Jenis keterampilan vokasional/teknologi
informasi yang dikembangkan, diserahkan kepada sekolah sesuai potensi daerah.
2**) Ekuivalen 2
jam pembelajaran
Tabel 21. Struktur Kurikulum SMALB Tunalaras
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu |
||
X
|
XI
|
XII
|
|
A. Mata Pelajaran
|
|||
1. Pendidikan
Agama
|
2
|
2
|
2
|
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
3. Bahasa Indonesia
|
2
|
2
|
2
|
4. Bahasa Inggris
|
2
|
2
|
2
|
5. Matematika
|
2
|
2
|
2
|
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
2
|
2
|
2
|
7. Ilmu Pengetahuan Alam
|
2
|
2
|
2
|
8. Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
10. Keterampilan Vokasiopnal /Teknologi Informasi
dan Komunikasi *)
|
16
|
16
|
16
|
B. Muatan Lokal
|
2
|
2
|
2
|
C. Program
Khusus Bina Pribadi dan Sosial
|
-
|
-
|
-
|
D. Pengembangan Diri
|
2**)
|
2**)
|
2**)
|
Jumlah
|
36
|
36
|
36
|
*) Keterampilan vokasional/teknologi informasi
dan komunikasi merupakan paket pilihan. Jenis keterampilan vokasional/teknologi
informasi yang dikembangkan, diserahkan kepada sekolah sesuai potensi daerah.
2**) Ekuivalen 2
jam pembelajaran
14. Struktur Kurikulum SDLB, SMPLB, dan SMALB C,C1,D1,G
Struktur kurikulum satuan pendidikan khusus
tingkat SDLB, SMPLB dan SMALB C,C1,D1 dan G merupakan satu rumpun yang relatif
sama antara satu jenis kelainan dengan jenis kelainan yang lain. Karena itu di
bawah ini disajikan tabel struktur kurikulum untuk SDLB C,C1,D1,G, SMPLB
C,C1,D1,G dan SMALB C, C1, D1, G sebagai
berikut.
Tabel 22. Struktur
Kurikulum SDLB Tunagrahita Ringan,
Tunagrahita Sedang, Tunadaksa Sedang , dan Tunaganda
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu |
|
I, II, dan III
|
IV, V, dan VI
|
|
A. Mata Pelajaran
|
29 – 32
(Pendekatan
tematik)
|
30
(Pendekatan
tematik)
|
1. Pendidikan Agama
|
||
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
||
3. Bahasa Indonesia
|
||
4. Matematika
|
||
5. Ilmu Pengetahuan Alam
|
||
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
||
7. Seni Budaya dan Keterampilan
|
||
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
||
B.
Muatan Lokal
|
2
|
|
C.
Program Khusus *)
|
2
|
|
D.
Pengembangan Diri
|
2*)
|
|
Jumlah:
|
29 – 32
|
34
|
*) Disesuaikan
dengan kelainan dan kebutuhan peserta didik
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Tabel 23. Struktur
Kurikulum SMPLB Tunagrahita Ringan, Tunagrahita Sedang, Tunadaksa Sedang, dan
Tunaganda
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu |
||
VII
|
VIII
|
IX
|
|
A. Mata Pelajaran
|
10
(Pende-katan tematik)
|
10
(Pende-katan tematik)
|
10
(Pende-katan tematik)
|
1. Pendidikan
Agama
|
|||
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
|||
3. Bahasa Indonesia
|
|||
4. Bahasa Inggris
|
|||
5. Matematika
|
|||
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
|||
7. Ilmu Pengetahuan Alam
|
|||
8. Seni Budaya
|
|||
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
|||
10. Keterampilan Vokasional /Teknologi Informasi
dan Komunikasi *)
|
20
|
20
|
20
|
B. Muatan Lokal
|
2
|
2
|
2
|
C.
Program Khusus **)
|
2
|
2
|
2
|
D. Pengembangan Diri
|
2***)
|
2***)
|
2***)
|
Jumlah
|
36
|
36
|
36
|
*) Keterampilan vokasional/teknologi informasi
dan komunikasi merupakan paket pilihan. Jenis keterampilan vokasional/teknologi
informasi yang dikembangkan, diserahkan kepada sekolah sesuai potensi daerah.
**) Disesuaikan dengan kelainan dan kebutuhan
peserta didik
2***) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Tabel 24.
Struktur Kurikulum SMALB Tunagrahita Ringan, Tunagrahita Sedang, Tunadaksa
Sedang, dan Tunaganda.
Komponen
|
Kelas dan Alokasi Waktu |
||
VII
|
VIII
|
IX
|
|
A. Mata Pelajaran
|
|||
1. Pendidikan
Agama
|
10
(Pende-katan Tematik)
|
10
(Pende-katan Tematik)
|
10
(Pende-katan Tematik)
|
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
|||
3. Bahasa Indonesia
|
|||
4. Bahasa Inggris
|
|||
5. Matematika
|
|||
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
|||
7. Ilmu Pengetahuan Alam
|
|||
8. Seni Budaya
|
|||
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
|||
10. Keterampilan Vokasional /Teknologi Informasi
dan Komunikasi *)
|
24
|
24
|
24
|
B. Muatan Lokal
|
2
|
2
|
2
|
C. Program Khusus **)
|
-
|
-
|
-
|
D. Pengembangan Diri
|
2***)
|
2***)
|
2***)
|
Jumlah
|
36
|
36
|
36
|
*) Keterampilan vokasional/teknologi informasi
dan komunikasi merupakan paket pilihan. Jenis keterampilan vokasional/teknologi
informasi yang dikembangkan, diserahkan kepada sekolah sesuai potensi daerah.
**) Disesuaikan dengan kelainan dan kebutuhan
peserta didik
2***) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
E.
Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar
Kedalaman muatan kurikulum pada setiap
satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang terdiri atas standar
kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap tingkat dan/atau semester. Standar
kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran pada setiap tingkat
dan semester disajikan pada lampiran-lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional ini yang terdir atas: Lampiran 1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dan SDLB, Lampiran 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Tingkat SMP/MTs dan SMPLB, dan Lampiran 3
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK.
2 comments:
beban belajar dan kelender pendidikannya mana?
untuk beban belajarnya ada di artikel setelah ini,,,coba dibuka lagi artikel saya.. nuwun
Post a Comment